Minggu, 08 Desember 2013

cerita

"Perbedaan mendasar"
   
    Satu persatu ku hirup udara kota ini, ya kota jogja. Kota yang dijuluki sebagai miniatur indonesia. Melihat kota yang menjadi tempat tinggalku kini membuatku mengurungkan niatku untuk pergi ke negeri orang. Baru ku sadari negeriku tak kalah indah dengan negeri mereka disana.
    Satu hal, aku disini bukan untuk berlibur melainkan untuk melanjutkan pendidikanku ke bangku kuliah. Aku berharap bisa masuk salah satu Perguruan Tinggi Negri (PTN) favorit. Tapi aku sadar, kemampuanku tak sebanding dengan syarat untuk dapat terpilih menjadi mahasiswa PTN favorit itu. Yaah, apa boleh buat.. nasibku mengarahkanku pada satu tujuan. Ya, Perguruan Tinggi Swasta. Saat ini disitulah aku berdiri, di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di kota budaya yogyakarta.
    Kali ini aku menikmati udara sore bukan untuk memandang keindahan kota ini, tapi memikirkan apa yang akan terjadi antara aku dan kau. Kau? Ya, anda seorang laki-laki yang telah menjadi milikku sejak dua bulan yang lalu. Aku tak pernah memikirkan hal buruk tentangmu, tapi saat ini aku memikirkan apa yang seharusnya tak aku tanyakan saat itu juga. Kau tau? Ya, perbedaan mendasar yang kita miliki.
    Aku dan kau tak pernah bisa memungkiri bahwa kita saling sayang dan bahagia. Dua bulan yang berlalu pun tak pernah teringat, hanya berlalu begitu saja dengan kenangan indah yang terlukis. Mereka melihat kita bahagia, kita tertawa lepas. Tapi hari itu, tawa itu hilang tanpa bekas. Aku merindukan saat kita tertawa. Aku tak menyangka pertanyaan yang ku ajukan hari itu ternyata membuatmu memilih untuk diam dan pergi.
    Sebelum aku menberikan pertanyaan itu, setiap hari aku selalu berfikir mengenai perbedaan itu. Tapi aku enggan bertanya karna ketakutan akan jawaban darimu. Sampai hari itu aku berani bertanya. Sebuah pertanyaan yang sakral antara aku dan kau.
    "Kita sudah bersama, bagaimana dengan kepercayaan kita?" Seketika wajah yang setiap waktu ku lihat keindahannya berubah menjadi putih pucat seakan tak ada aliran darah dalam tubuhnya. Aku terdiam, untuk menatapmu pun aku tak sanggup. Aku berharap kau akan memberikan jawaban yang akan menenangkan hatiku. Tapi keadaan berubah begitu cepat, kau melepaskan genggaman tanganku dan memilih keluar dari ruangan tempat kita biasa bersama. Aku berusaha memanggilmu, tapi kau diam dan pergi begiru saja.
    Sampai saat ini setelah 2 minggu pertanyaan itu berlalu, tak pernah ku dengar kabar atau hanya sekedar pesan singkat darimu. Bukan aku malu untuk meminta maaf, hal itu sudah ku lakukan tapi tak pernah ada satupun jawaban darimu. Aku berusaha tenang, berusaha tegar meskipun kerinduanku semakin membakar sekujur tubuhku.
    Aku masih menunggumu di kota ini, semoga kau mengerti dan kembali dengan dirimu yang aku miliki.

dari aku, untuk ruddy..



Kamis, 21 November 2013

tidak tau

                                "Aku tau kau tau.
 Kau hanya tidak tau bagaimana aku dan caraku mencintaimu"

^novia dina^ untuk seorang yang tidak tau


Rabu, 20 November 2013

puisi

SECARIK KECIL SAJAK
Karya : Novia Dina

Aku mencintai tanpa diketahui
Aku mencintai dalam diam
Aku mencintai dalam satu sudut pandang
Aku mencintai dalam sebuah bayangan
Aku mencintai dalam gelapnya tanpa bintang

Aku bukan pemeran utama dalam lakon hidupmu
Aku hanya figuran yang sesekali kau inginkan

Aku tak dapat melangkah menembus tebing tinggimu
Aku tak dapat bertualang menembus batas samuderamu
Aku hanya menaruh harapan dalam sajak kecil ini

Dengan rapuhnya berusaha menepis air mata ini
buliran itu terus menetes dari dua sudut mataku

Aku tahu!
Ujung kisahku tak manis
layaknya dongeng penghantar lelapmu

Matamu bersenandung padaku
mendorong jemariku menulis kisah
yang berujung kesakitan

Aku, bayangan itu
yang berusaha memeluk hatimu
gadis kecil yang menatapmu dengan sajak ini
mencoba mengubur ribuan harapan tentang aku dan kau
bersama indahnya guyuran hujan

Selasa, 19 November 2013

remember - bagian 2

Bagian 2 :
     Hari ini awal dari semuanya, mulai pakai seragam lagi. Bedanya bukan putih abu-abu, tapi hitam putih. Hari ini awal Pengenalan Kehidupan Kampus atau biasa dibilang ospek. Semua mahasiswa baru bakalan ngerasa takut sama senior yang ada disekitar kampus, tapi aku gak termasuk orang yang takut itu. Hal pertama yang aku fikirkan adalah apa yang bakalan terjadi hari ini dan seterusnya.
    Ospek hari pertama memang lancar, gak ada bentakan siapapun malah dapat bunga. Aku rasa smua mahasiswa baru iri lihat aku saat itu. Tapi malam ini aku disibukkan dengan barang-barang yang harus dibawa besok pagi.
“Hah”  keluhku saat merebahkan tubuh diatas kasur. Hawa dingin mulai merayu, memaksaku untuk memejamkan mata dan tenggelam dalam mimpi dengan sosok ‘eagle eyes’.

#bersambung


Senin, 18 November 2013

goresan - remember

"Cinta itu simple, tapi gak semudah kata simple. Cinta itu sederhana, tapi gak sesimple sederhana"

Bagian 1:
      Aku berjalan mencari sesosok laki-laki yang baru ku kenal kemarin sore. Ku lirik kanan kiri tak ada satupun yang ku kenali. Berulang kali ku klik tombol memanggil di hp ku, tapi tak ada jawaban dari seberang si pemilik hp. “Aiih, kemana sih ni orang” keluhanku mulai tak terpendam.
“Duar” suara dari belakang mengejutkan, dan ternyata benar ini dia farhan.
“Dira, kita ke fakultas pertanian yuk sekarang. Katanya sih ada perkumpulan maba gitu. Oiya, ini kenalin riska anak pertanian juga loh..” aku tertawa melihatnya berbicara, dan seketika aku menyambut tangan riska.
“Ini kita jadi ke fakultas? Ayok deh, keburu panas banget”. “Aelah, gini ni cewek baru gitu aja udah bilang panas” seketika tawa kami bertiga pecah.
Tiba-tiba farhan mengeluarkan ocehannya lagi “ini ni gedung jurusan agrotek.. bentar ya aku mau cari kakak seniornya dulu”
Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan.
Farhan bertanya pada kakak senior yang ada di sekitar kami, aku yang sedikit malu langsung memalingkan wajah. Saat itu seorang laki-laki bertubuh jangkung datang tepat ke arahku. Tanpa canggung dia berkata “ada apa ini?” Aku yang saat itu merasa diberi pertanyaan langsung menjawab “ini kak, kami dapat info katanya maba agroteknologi ada dikumpulkan ya kak?” Dengan sedikit bingung ia pun melepaskan gagang pintu yang akan dibukanya dan mengajak kami untuk berbincang.
perbincangan yang diawali dengan perkenalan yang singkat itu membuat aku penasaran dengan siapa sebenarnya orang yang berada tepat dihadanku ini. Bicaranya yang lugas, sopan, terkesan akrab meskipun baru saja kenal. Perbincangan yang tidak berselang lama itu akhirnya berakhir begitu cepat. Tapi aku benar-benar ingin tahu, siapa dia. Farhan dan riska diam-diam memperhatikan langkahku yang semakin lambat dan pandanganku yang kosong.
“Hey dira, kamu kenapa? Hayo.. mikirin kakak tadi?” Tanya riska dengan wajah penasarannya
“Eh, nggak kok” aku benar-benar gak bisa sembunyi dibalik wajahku yang mulai memerah layaknya kepiting rebus.
“Alah, aku tau ni. Pasti ingat-ingat nama kakak itu tadi yaa?” Celoteh farhan yang semakin membuatku salah tingkah. “Aku masih ingat kok, namanya kak Arka”. Farhan dan riska menertawakan aku yang semakin terlihat salah tingkah. Tapi memang benar, aku mencoba mengingat namanya.
Aneh, sampai malam ini pun aku masih mengingatnya. Senyum dan mata ‘elang’nya seakan membiusku. “Tuhan.. apa aku jatuh cinta?”


puisiku

Persimpangan
karya: dina

Kita saling mengenal

Kita saling sapap

Kita selalu tertawa

Kau selalu memberikan keindahan tanpa jejak

Kau selalu bertanya “sehat?”

Aku berfikir itu adalah cinta

Ya, itu cinta yang aku inginkan

Itu bahagia yang aku mau

Tapi hari ini aku tersadar..

Kau memilih jalan tanpa adanya aku di persimpangan hidupmu


puisi

Kebodohanku 
Karya: Novia Maharani 
Jika yang kau genggam itu
berduri dan menyengat
mengapa engkau masih
bertahan menggenggamnya?

jika kau yakin jodohmu itu di tangan Tuhan
mengapa engkau tak melepaskan tanganmu
untuk mengambil belahan jiwamu itu?

kecerdasan apakah yang
sedang kau gunakan
untuk membiarkan tanganmu terluka oleh duri
yang sesungguhnya bisa kau buang

Tegaslah!
"Hati yang sedang sibuk
mengemis cinta palsu
tak dapat menerima cinta
yang sejati dan setia"